RESUME AKHLAK TASAWUF
PERKEMBANGAN TASAWUF
DISUSUN
OLEH
LAELA
ANGGRAINI : 151.139.162
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
(PGMI)
Fakultas Ilmu dan Keguruan IAIN (Mataram)
2014
PERKEMBANGAN TASAWUF
A. Tasawuf
dan Pemunculannya dalam Islam
Islam adalah agama yang sejak awal diturunkannya diterima dan diamalkan
oleh masyarakat urban atau masyarakat
pekotaan di Mekah dan Madinah. Dalam hal
agama islam mengajarkan agar mencari petunjuk Tuhan yang benar. Jangan hanya waton Islam
sepertii yang dijalan kan oleh nenek moyang kita. Akan tetapi yaNg
benar-benar Islam atas dasar Sunnah
Rasulullah yang maton.
Dengan prinsip beragama menurut
dalil atau petunjuk wahyu yang benar,
bukan waton Islam ini, umat islam pada
kurun pertama dibawah bimbingan langsung
Nabi berhasil memperagakan pemahaman, penghayatan dan pengalaman Islam yang benar-benar murni
dan segar sehingga terbentuk suatu umat
baru dan menjadi khairu
ummat pada waktu itu.
Keistimewaan islam adalah punya sejarah
yang jelas semenjak diturunkan
wahyu pertama hingga menjadi agama yng sempurna dan utuh sebelum wafat
Nabi.
Oleh karena itu walaupun kini Islam
telah banyak mendaoat pengaruh berbagai macam peradaban dan tradisi jahiliyah, namun ilmu pengetahuan
modern menawarkan kemmpuan untuk munggunakan analisis kritik kesejarahan bagi umat yang rindu pada jiwa Islam yang murni seperti diamalkan
oleh Nabi dan sahabat-sahabat beliau. Ilmu pengtahuan modern memberikan sarana bagi umat Islam untuk mawas diri secara kritik kesejarahan dalam rangka menemukan kembali ajaran Islam yang benar-benar segar dan
konstektual sesuai dengan semangat
zaman ini. Para penganjur pembharuan
pikiran Islam sangat
menyayangkan akan kebekuan dan kegelapan pemikiran Islam yang telah berlangsung lebih dari lima abad lamanya. M. Iqbal dalam
bukunya The Reconstruction of Religius
Thought in Islam misalnya
mengatakan bahwa: “ During the last
five hundred years religious thought in islam has been
practically stationary “.
1.
Pada Abad Pertama dan
Kedua Hijriah
a.
Perkembangan Pada Masa
Sahabat.
Para sahabat
juga mencontohi kehidupan Rosullullah yang serba sederhana dimana hidupnya
hanya semata-mata diabdikan kepada tuhannya. Beberapa sahabat yang tergolong
sufi diabad pertama dan fungsi sebagai maha guru bagi pendatang dari luar kota
madinah, yang tertarik pada kehidupan sufi.
·
Abu Bakar as-Siddiq,
wafat tahun 13 Hijriah beliau adalah saudagar yang kaya raya ketika masih
berada di Makkah. Tetapi ketika ia hijrah ke Madinah harta kekayaannya telah
habis disumbangakan untuk kepentingan tegaknya agama Allah.
·
Umar bin Khathab; wafat
tahun 23 Hijriah
Saat menjadi khalifah beliau
termasuk orang yang tinggi kasih sayangnya terhadap sesama manusia. Maka ketika
ia menjadi khalifah beliau selalu mengadakan pengamatan langsung terhadap kaum
rakyatnya.
·
Utsman bin Affan; wafat
tahun 35 hijriah
Meskipun ia diberi kelapangan rizki
oleh Allah, namun ia selalu ingin hidup yang sederhana.
·
Ali bin Abi Thalib;
wafat tahun 40 Hijriah
Beliau termasuk orang senang hidup
sederhana.
·
Salman al-Farisy
Salman Al-Farisy pernah meramalkan
akan datangnya seorang Rasul yang terakhir yaitu Muhammad. Ia pun tergolong
ahli zuhud orang-orang masehi yang senang mengembara ke Brigai negri dengan
cara hidup yang miskin.
·
Abu Dzar Al-Ghifari
Ia adalah
seorang yang elalu mengamalkan ajaran zuhud yang telah dirintis oleh Abu Bakar
dan Umar. Ia lebih senang memilih cara hidup yang meskin dan tidak pernah
merasa menderita bila ditimpa cabaan.
b.
Perkembangan Tasawuf
Pada Masa Tabi'in
Ulama-ulama sufi dari kalangan
Tabi'in adalah murid dari ulama-ulama sufi dari kalangan sahabat. Kalau
membicarakan perkembangan tasawuf pada abad kedua dengan mengemukakan
tokoh-tokohnya pula dari kalangan Tabi'in.
Tokoh-Tokoh Ulama' Sufi Tabi'in, antara
lain:
v Al-Hasan
Al-Bishri, hidup tahun 22 -110 Hijriah
Ia mendapat ajaran tasawuf dari
Hudzaifah bin Al-Yaman, sehingga ajaran itu mempengaruhi sikap dan prilakunya
dalam kehidupan sehari-hari. Maka ia dikenal sebagi ulama sufi yang sangat
dalam ilmunya. Tentang rahasia-rahasia yang terkandung dalam ajaran Islam, dan
sangat menguasai ilmu batin.
Ilmu yang didapatkan dari gurunya,
selalu diajarkan pada murid-muridnya yang bertebaran dikota Basyroh. Ia pun
dekenal sebagai orang yang pertama kali menggunakan masjid Basyroh sebagai
madrasah.
v Robi'ah
Al-Adawiyah; wafat tahun 185 Hijriah
Ia dikenal sebagai ulama sufi
wanita yang mempunyai banyak murid dari kalngan wanita pula. Kalau Al-Hasan
menganut ajaran zuhud dengan menonjolkan falsafah tawakal, khouf, dan rojak,
maka robiah menganut ajaran zuhud dengan menonjolkan ajaran falsafah hubb (cinta)
dan syauq (rindu) kepada Allah SWT.
v Sufyan
bin Said ats-Tsauri, hidup tahun 97 H – 161 H
Ia dilahirkan di Khufa, kemudian
meninggal di Basyroh. Dan beliau termasuk salah satu ulama sufi yang dikagumi
karena kezuhudan serta kealimannya. Masa hidupnya diisi dengan pengabdian
secara tasawuf dan aktif mengajarkan ilmu yang ada padanya. Ia pun selalu
menyerukan kepada sesame ulama, agar menjauhkan dirinya dari godaan dunia yang
sering membawa manusia lupa mengabdikan dirinya kepada Tuhan.
v Daud
Ath-Thaaly; wafat tahun 165 Hijriah
Semula ia belajar fiqih pada pada
Imam Abu Hanifah kemudian tertarik mempelajari ilmu tasawuf, sampai dikenal
sebagi ulama sufi yang senang 'uzlah ditempat yang sunyi.
v Syaqieq
Al-Bulkhiy; wafat tahun 194 Hijriah
Ia adalah murid dari Ibrahim bin
Ad-Ham, kemudian menjadi gurunya Hatim Al-Ashom. Dalam kehidupannya sebagai
sufi ia sangat menghargai waktu untuk diisinya dengan iabadah kepada Allah.
Pada abad
pertama Hijriah, ulama-ulama tasawuf hanya berada dibeberapa kota yang tidak
jauh dari kota Madinah. Tetapi di abad kedua Hijriah adalah kemurniannya
dibandingkan dengan kemurnian tasawuf di abad-abad sesudahnya. Karena pada abad
itu, ajaran tasawuf sudah mulai ternoda oleh ajaran filsafat beserta tradisi
agama dan kepercayaan yang dianut oleh manusia sebelum Islam.
Maka pada abad
sesudahnya, sudah mulai terlihat adanya perbedaan ajaran tasawuf dengan corak
teologi dan falsafi yang lama kelamaan perbedaannya semakin jauh. Sehingga
kecurigaan antara suatu penganut tasawuf dengan yang lainnya semakin menonjol.
2. Perkembangan
Abad Ketiga dan Keempat Hijriah.
a. Perkembangan
pada abad ketiga
Pada
abad ini, terlihat perkembangan tasawuf yang pesat, ditandai dengan adanya
segolongan ahli tasawuf yang mencoba menyelidiki inti ajaran tasawuf yang
berkembang pada masa itu, sehingga mereka membagi menjadi tiga macam, yaitu:
v Tasawuf yang berintikan ilmu jawa: tasawuf
yang berisi suatu metode yang lengkap tentang metode pengembangan jiwa.
v Tasawuf
yang berintikan ilmu akhlaq: yaitu didalamnya terkandung petunjuk-petunjuk
tentang cara-cara berbuat baik, serta cara-cara menghindarkan keburukan.
v Tasawuf
yang berintikan metafisika: yaitu didalamnya terkandung ajaran yang melukiskan
ketunggalan hakikat ilahi, yang merupakan satu-satunya yang ada dalam
pengertian yang mutlak.
Pada abad ketiga ini, tokoh-tokoh
sufi yang terkenal antara lain:
v Abu
Sulaiman Ad-Daarany, wafat tahun 215 Hijriah
Nama sebenarnya adalah Abdur Rahman
bin 'Athiyah, ia dikenal sebagai ulama sufi yang menguasai ilmu hakikat, dan
sikapnya sangat wara' serta selalu menerima segala cobaan yang menimpa dirinya.
v Ahmad
bin Al-Hawaary Ad-Damasaly; wafat tahun 230 hijriah
Ia dilahirkan di Damaskus dan
dikenal dengan penduduk negri syam (Siria) sebagai ahli psikologi dan ilmu
akhlak. Ia sebagi salah seorang murid Sufyan bin Uyainah dan sahabat dekat
dengan abu Sulaiman Ad-Daarany.
v Abdul
Faidh Dzun Nun bin Ibrohim Al-Mishry; wafat tahun 245 Hijriah.
Mengenai ajaran tasawuf yang
dianutnya, cenderung bercorak filsafat kimia, sehingga ia pernah dituduh oleh
fuqoha' Mesir sebagai zindinq.
v Abu
Yazid Al-Busthamy; wafat tahun 261 H / 874 M
Dalam ajaran tasawufnya, terkadang
filsafat hulul dan ittihad, yang kadang-kadang diungkapkannya dalam
cerita-cerita yang mengandung ibarat.
v Junaid
Al-Baghdady; wafat tahun 298 Hijriah
Karena kealimanya, sehingga dinegri
terkenal dengan nama penghulu ulama akhirat.
v Al-Hallaj;
lahir tahun 244 H / 858 M
Nama lengkapnya adalah Husain bin
Manshur bin Muhammad al-Hallaj, yang dilahirkan disebuah desa yang bernama
"thuur", dekat desa Baidhaa' Persia. Dalam ulama tasawuf, dialah sufi
yang paling terkenal kegigihannya.
Di akhir abad
ketiga hijriah, ini mulai timbul perkembangan baru dalam sejarah tasawuf yang
ditandai dengan bermunculnya lembaga pendidikan dan pengajarannya yang
didalamnya terdapat kegiatan pengajaran. Tasawuf dan latihan-latihan
rohaniahnya; yang antara yang satu terdapat perbedaan corak ajaran tasawuf yang
diajarkannya, dengan sistwm yang berbeda-beda pula.
b.
Perkembangan Tasawuf
Pada Abad Keempat Hijriah
Pada abad ini,
ditandai dengan kemajuan ilmu tasawuf yang lebih pesat dibandingkan dengan
kemajuannya di abad ketiga hijriah, karena usaha maksimal para ulama tasawuf
untuk mengembangkan ajaran tasawufnya masing-masing.
Upaya untuk
mengembangkan ajaran tasawuf di luar kota Bagdad, dipelopori oleh beberapa
ulama tasawuf yang terkenal kealimannya, antara lain:
v Musa
Al-Anshary
v Abu
Hamid bin Muhammad Ar-Rubbazy
v Abu
Yazid Al-Adamy
v Abu
Ali Muhammad bin Abdil Wahab As-Saafy
Ciri-ciri yang
terdapat di abad ini, ditandai dengan semakin kuatnya unsure filsafatnya yang
mempengaruhi corak tasawuf. Dikarenakan sudah banyaknya buku filsafat yang
mempengaruhi corak tasawuf, dikarenakan sudah banyaknya buku filsafat yang
tersebar dikalangan umat Islam dari hasil terjemahan orang-orang muslim sejak
permulaan Daulah Abbasiyah. Dan pada abad ini pula mulai dijelaskannya
perbedaan ilmu zahir dan ilmu batin, yang dapat dibagi oleh ahli tasawuf yang
menjadi empat malam, yaitu:
v Ilmu
Syari'ah
v Ilmu
Thariqoh
v Ilmu
Haqiqoh
v Ilmu
Ma'rifah
3. Perkembangan
Tasawuf Pada abad kelima Hijriah
Pada abad kelima
ini, kaedaan semakin rawan ketika berkembangnya madzhab syi'ah isma'liyah:
yaitu suatu (faham) yang hendak mengembalikan kekuasaan pemerintah kepada
keturunan Ali bin abi Thalib. Karena menganggapnya bahwa dunia ini harus diatur
oleh imam, kerena dialah yang langsung menerima petunjuk dari Rasulullah SAW.
Ada 12 imam yang berhak mengatur dunia ini, yang disebutnya sebagai Imam Mahdi,
yang akan menjelma kedunia dengan membawa keadilan dan memurnikan ajaran agama
Islam.
Kedua belas imam tersebut adalah:
1)
Ali bin abi Thalib
2)
Hasan bin Ali
3)
Husein bin Ali
4)
Ali bin Husein (Zainul
Abidin)
5)
Muhammad Al-Baakir bin
Ali bin Husein
6)
Ja'far Shadiq bin
Muhammad Al-Baakir
7)
Musa al-Khazim bin
Ja'far Shadiq
8)
Ali Ridha bin Khazim
9)
Muhammad Jawwad bin Ali
Ridha
10)
Ali Al-Haadi bin Jawwad
11)
Hasan Asykary bin
Al-Haadi
12)
Muhammad bin Hasan
Al-Mahdi
Imam Al-Ghazali juga membedakan tingkat imam
setiap hamba menjadi tiga tingkatan yaitu:
ü Imam
orang awam
ü Imam
orang alim
ü Imam
orang arif (Bijaksana).
Pada abad inilah
terlihat tanda-tanda semakin dekatnya corak tasawuf dengan ajaran tasawuf yang
diamalkan pada abad pertama hijriah. Tetapi pada abad sesudahnya, kembali
terlihat ada tanda-tanda yang menjurus kepada perbedaan pendapat ahli tasawuf
dengan fuqoha' beserta mutakallim,
karena corak tasawuf falsafi yang telah diamalkan pada abad ketiga dan keempat
hijriah kembali muncul dikalangan umat Islam.
4.
Pada Abad Keenam,
Ketujuh, dan Kedelapan
a.
Perkembangan tasawut
pada abad keenam hijriah.
Beberapa ulama'
tasawuf yang sangat berpengaruh dalam perkembangan tasawuf pada abad ini,
antara lain:
v Syihabuddin
Abul Futuu As-Suhrawardy; wafat tahun 587 H
Dalam ajaran tasawufnya ia
berpendirian bahwa Allah adalah nur (cahaya) dari segala nur, ia memahami bahwa
Allah dengan "Nurul Anwar" menamai jasad (Al-Jism) dengan istilah "Jauharatul
Muhlim" menamai roh dengan istilah "Anwarul Mujarradah" da alam
barzah dinamainya dengan istilah "Alamul ajsamm" serta pencipta ilmu
pengetahuan dinamai dengan istilah "Ahlul hikmah".
v Al-Ghaznawy;
wafat tahun 545 H
Ia merupakan pelanjut ajaran
tasawuf dari Abu Said Al-khurasaany yang dikenal sebagai sufi yang aktif
mengajukan ilmu tasawuf
Di abad kelima hijriah. Pada kelima
ini, imam Al-Ghazali telah mengembalikan citra ahli tasawuf dikalanan umat Islam,
dengan mempertemukan ilmu zhahir dengan ilmu batin. Tetapi diabad keenam
hijriah ini, suasana kemelut antara ulama syariat dengan ulama tasawuf kembali
memburuk, karena dihidupnya lagi pemikiran-pemikiran Al-Hulul, wihdatul wujud
dan wihdatul ad-yaan oleh kebanyakan ulama tasawuf, antara lain Syihabuddin
Abdul Ftuuh Asy-Suhrawardy dan al-Ghaznawy. Sehingga timbul berbagai protes
dari ulama syari'at dan mengajukan keberaannya kepada penguasa ketika itu.
b. Perkembangan
tasawuf pada abad ketujuh hijriah
Ada beberapa
ulama tasawuf yang berpengaruh diabad ini antara lain:
v Umar
Ibnu Faridh
Ia lahir di Homat (Syiria) tahun
576 H / 1181 Masehi da wafat di Mesir tahun 632 H / 1233 M. Ia adalah pelanjut
ajaran wihdatul wujud.
Dalam kitabnya yang berjudul "Ath-Thahiyatul
Kubro" ia menguraikannya bahwa cintalah yang membakar jiwanya, sehingga ia
selalu ingin berhubungan dan bersatu dengan tuhannya untuk mencapai tujuan
dalam tasawuf.
v Ibnu
Sabi'in; lahir di Mercial
Lahir di Spanyol pada tahun 613 H /
1215 M, dan wafat di makkah tahun 667 H. Semula
beliau dikenal sebagai ulama fiqih, tetapi kamudian ia mengalihkan
perhatiannya untuk memperdalam ilmu tasawuf, sampai ia berhasil menduduki
posisi imam pada abad itu.
v Jalaluddin
Ar-Rummy
Lahir dikota Balkh tahun 604 H /
1217 M, dan wafat tahun 672 H / 1273 M, ia mempunyai pandangan berbeda dengan
kebanyakan para ahli tasawuf yang lain, yang ber madzhab Jabariah. Pada bad ini
tercatat dalam sejarah, bahwa masa menurunnya gairah masyarakat islam untuk
mempelajari tasawuf karena berbagai faktor, antara lain:
a)
Semakin gencarnya
serangan ulama syari'at memerangi ahli tasawuf yang diiringi dengan serangan
golongan syi'ah yang menekuni ilmu kalam dan ilmu fiqih.
b)
Adanya tekat penguasa
(pemerintah) pada masa itu, untuk melanyapkan ajran tasawuf di dunia Islam,
karena dianggapnya dengan kegiatan itulah yang menjadi sumber perpecahan umat
Islam.
c.
Perkembangan Tasawuf
pada abad ke delapan Hijriah.
Dengan
terlampaunya abad ketujuh hijriah, hingga dimasukinya abad kedelapan hijriah,
tidak terdengar lagi perkembanagan dan pemikiran baru dalam tasawuf, meskipun
banyak pengarang kaum sufi yang mengemukakan tentang ilmu tasawuf , tetapi
kurang mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh dari umat Islam sehingga
boleh dikatakan nasib ajaran tasawuf, ketika itu hamper sama dengan nasibnya
pada abat ketujuh.
5. Pada
Abad Kesembilan, Kesepuluh Hijriah dan Sesudahnya.
Dalam
beberapa abad ini, betul-betul ajaran tasawuf sangat sunyi di dunia Islam.
Berarti nasibnya lebih buruk lagi dari keadaan pada abad-abad sebelumnya.
Banyak
diantara peneliti muslim yang menarik kesimpulan, bahwa dua faktor yang sangat
menonjol yang menyebabkan runtuhnya pengaruh ajaran tasawuf di dunia Islam,
yaitu:
v Ahli
tasawuf sudah kehilangan kepercayaan dikalangan masyarakat Islam.
v Karena
ketika itu, penjajah Eropa yang beragama Nashrani sudah menguasai seluruh negri
Islam.
DAFTAR
PUSATAKA
Mahyuddin, Drs. 2001, Akhlak Tasawuf,
Jakarta: Kalam Mulia.
Musthofa, Drs, 1999, Akhlak Tasawuf, Bandung:
Pustaka setia
Simuh,2002, Tasawuf dan perkembengannya dalam islam, jakarta:PT Raja Grafindo
Persada.
Lucky Club - Play at Lucky Club Live Casino
BalasHapusJoin Lucky Club today and get a huge luckyclub.live welcome bonus! Sign up and play on your favourite online casino games – slots, video poker, bingo and many more.